Rabu, 11 September 2013

SERBA SERBI KEFIR




Seperti  pernah  saya  tulis dan saya rangkum dalam artikel yang berjudul “ Pertemuan  Dengan  Kefir / Kefir Bening “  pada bulan Mei 2013 yang lalu, dimana saya menceritakan yang tadinya tidak mengenal “ kefir  menjadi mengenal  “ kefir  dan  tahu serta  merasakan  manfa’at dari “ kefir  itu sendiri terhadap kesehatan saya.
Bibit kefir tersebut dibawakan Adik Ipar dari Batam, tatkala datang ke Tasikmalaya dalam rangka Ta'jiah Bapak Mertua meninggal, jadi kami semua anak mantu berkumpul pada waktu itu.
Sampai dengan saat ini, kurang lebih hampir 20 (dua puluh) bulan saya mengkonsumsi kefir “ dan Alhamdulillah yang tadinya kurang lebih hampir 7 (tujuh) tahun, kolesterol, asam urat  dan terutama “ gula darah “  saya  yang  tidak stabil,  dimana pada waktu puasa kadar gulanya normal, tetapi  setelah puasa selalu diatas batas tertinggi sekitar 10 s/d 70 mg/dl, seperti hasil test kimia darah per 28 Januari 2013 menunjukkan hasil test kimia darah yang kurang mengembirakan untuk saya terutama dalam hal gula darah 2 (dua) jam, sebagai berikut :
PEMERIKSAAN
HASIL
UNIT
STATUS
NORMAL-RANGE
Glucosa puasa
103
mg/dl
NORM
70 - 120
Glucosa 2 jam
229
mg/dl
HIGH
80 - 140

tetapi kurang lebih  (satu) bulan setelah mengkonsumsi kefir (Juni 2013), saya mencoba test kimia darah di Bandung, hasilnya cukup menggembirakan, terutama dalam hal gula dara 2 (dua) jam mengalami penurunan yang significan dari 229 mg/dl menjadi 152 mg/dl, seperti terlihat pada tabel hasil dibawah  :

PEMERIKSAAN
HASIL
UNIT
STATUS
NORMAL-RANGE
Glucosa puasa
91
mg/dl
NORM
70 - 120
Glucosa 2 jam
152
mg/dl
HIGH
80 - 140

Kata dr. Agus Sumarna yang menganalisis data kadar gula darah tersebut, meskipun data kadar gula darah menunjukkan masih tinggi (glucose 2 jam) pada test darah tersebut,  tetapi selisih dengan hasil test sebelumnya (229 mg/dl) dengan test berikutnya (152 mg/dl),  hasilnya cukup significan yaitu penurunan sebesar 77 mg/dl, dan tingginyapun dari batas atas hanya 12 mg/dl (152 mg/dl – 140 md/dl), jadi dapat dikatakan normal. Sehingga dari data seperti di atas, saya berkesimpulan bahwa dengan mengkonsumsi kefir selama hampir 2 (dua) bulan kadar gula darah saya, setelah buka puasa (2 jam), menjadi “ normal “ tinggal cara mempertahankannya kadar gula yang sudah normal tersebut.

Ada suatu hal yang lucu, ketika itu tepatnya pada hari Minggu, tanggal 1 September 2013, seharusnya saya sekeluarga datang ke tempat undangan dari kakaknya besan, tetapi karena terkena musibah kaki kanan dan kiri saya terkena susu panas (bahan kefir), tetapi saya tidak putus mengkonsumsi kefir, dan bahkan pada keesokan harinya kaki yang terkena susu panas tersebut melepuh, saya berkonsultasi dengan kawanku dokter, dan merekomendasikan saya untuk melakukan periksaan di IGD salah satu Rumah Sakit terdekat, agar terhadap luka bakar (yang melepuh) mendapat tindakan secara medis, dan pulangnya saya diberikan obat dari dokter.  Meskipun saya diberi obat oleh dokter, tetapi masih tetap mengkonsumsi kefir secara rutin, disamping saya mendapat perawatan dan obat dari dokter.

Dengan cara saya mengkombinasikan antara obat dari dokter dan mengkonsumsi kefir secara rutin dan teratur dalam setiap harinya, luka yang terkena susu panas dan sempat melepuh, Subhanallah dalam waktu 1 (satu) minggu sudah kering dan membaik, sehingga bisa melakukan aktivitas sehari- hari ke kantor.

Yang perlu diperhatikan selama luka yang terkena susu panas/luka bakar, harus diper-hatikan atau diupayakan ;  tidak terkena air selama proses penyembuhan, tidak meng- kopek kulit yang sudah mengering, memakai sandal yang bahannya halus dan lain sebagainya.

YAYAN SETIAWAN.  Nama ini dan orang yang ada ditengah pada gambar disamping,  adalah kakak iparku yang pada waktu saya membuat kefir pertama kali, saya tinggali 1 toples yang isinya kurang lebih 1 liter susu sapi murni sudah dicampur dengan bibit kefir yang sedang diproses menjadi kefir/kefir bening, dan Alhamdulillah pada 1 (satu) bulan berikutnya saya berkunjung kembali ke tempat kakak iparku, beliau masih melanjutkan kefirnya dan saya pun ikut meminumnya.
Informasi mengenai manfaat kefir dari kakak iparku, yaitu pertama enak tidur , kedua enak di badan,  ketiga sampai dengan saat ini belum pernah kena flu dan yang keempat menginformasikan bahwa mantunya yang bernama Asep mempunyai penyakit maag yang kronis, tetapi setelah diyakinkan dan dicoba mengkonsumsi kefir secara rutin dan teratur hampir selama 2 (dua) bulan, penyakit yang biasa datang berupa sakit perut rasa melilit di usus, berangsur-angsur hilang,  sehingga tidak banyak izin atau tidak masuk kantor karena maagnya kambuh.
Dan ada satu hal lagi yang penting dari informasi langsung dari keponakanku yang bernama Asep pada waktu kami kumpul dalam rangka hari raya Idhul Fitri 1435 Hijriah atau tepatnya pada tanggal 4 Agusuts 2014, hari Senin di Ciawi Tasikmalaya, menginformasikan secara lisan bahwa Asep setelah mengkonsumsi kefir, alhamdulillah sudah sehat dan bahkan yang menjadikan cemas selama ini, yaitu istrinya yang sudah dinikahi selama 3 (tiga) tahun lebih mulai mengandung dan alhamdulillah pada waktu kumpul silaturahmi hari raya tersebut sudah lahir bayinya (perempuan) dengan sehat dan sudah berumur hampir 6 (enam) bulan pada waktu kumpul tersebut.

WANDI LAMPUNG.   Bapak Wandi ini berasal dari Lampung (Metro) yang datang ke Jakarta, selain urusan bisnisnya juga membeli bibit kefir untuk pemeliharaan kesehatannya.  Tepatnya pada tanggal 21 Agustus 2013, Bapak Wandi datang ke kantor saya di Gedung Manggala Wanabakti Blok IV lantai 2 Jl. Gator Subroto – Jakarta Pusat, menukar uang dengan bibit kefir sebanyak 2,5 ons dan sebelum saya menyerahkan bibit kefir tersebut, saya meminta kepada Bapak Wandi untuk bisa saya hubungi atau menghubungi saya guna terkait dengan progres pemanfa’atan kefirnya.
Alhamdulillah, pada hari Rabu tanggal 11 September 2013 Bapak Wandi menilpun saya, dan menginformasikan bahwa manfa’at mengkonsumsi kefir yang beliau rasakan, pertama enak tidur, kedua enak di badan dan yang berikutnya adalah lebih enak lagi rasanya di badan, kalau menggunakan bahan dari susu murni sapi, hanya kendalanya di daerah sekitar Bapak Wandi, agak sulit untuk mendapatkan susu sapi murni.

KAWANKU YANG BERPROFESI DOKTER.  Kawanku ini profesinya adalah dokter, tetapi setelah saya informasikan mengenai kefir, dan mencobanya, eh…….. malah menjadi ketagihan serta yang bersangkutan karena kesibukannya, untuk memenuhi kefirnya memesan sama saya, untuk sekalian dibuatkan nanti diganti ongkos produksinya dan ini sudah berjalan hampir 3 (tiga) bulan, dimana dalam satu minggunya saya perhatikan, ia memesan ½ liter kefir/kefir bening.
Ada suatu kejadian yang meyakinkan saya, biarpun dia berprofesi dokter tetapi terhadap kefir yang bersangkutan merasakan manfa’atnya yang positif, begini ceritanya : pada suatu hari tepatnya pada hari Minggu, tanggal 1 September 2013, saya terkena musibah tersiram susu panas (bahan kefir), sebelum kejadian tersebut ada yang nama Bapak Lukman dari daerah Ciledug memesan kefir bening sebanyak 1 liter dan saya menyanggupinya, tetapi karena saya tidak bisa jalan maka saya titip sama Kawanku Dokter ini, namun apa yang terjadi kefir ini tidak bisa dikirim lewat JNE karena berbentuk cair dan Kawanku Dokter itu menilpun saya, bahwa kefirnya saya ganti duit karena yang di rumah sudah habis stoknya.
Melihat kejadian seperti itu, pada waktu saya sudah habis cuti sakit dan kebetulan satu Bus jemputan dengan Kawanku Dokter, saya tanya mengenai manfa’at kefir terhadap kesehatannya, yang bersangkutan menjawab : pertama enak di badan, kedua tidak cepat terasa capek, dan yang ketiga jarang ketularan flu, kalaupun kena hanya sampai bersin-bersin saja.

OON SONDARI, S.Pd. seperti terlihat pada gambar di bawah, ibu ini adalah karib dari istri saya yang umurnya kurang lebih 62 (pensiunan guru) tahun. Ceritanya begini, tepatnya pada tanggal  28 s/d 29 September
2013 (sabtu - minggu), istri saya dan kawan-kawannya mengadakan perjalanan dari Jakarta ke Tasikmalaya, adalah bu Oon Sondari, mengeluh mencerikan kalau dirinya sekarang mengidap penyakit gula (kadar gulanya waktu itu sekitar 420 mg/dl), namun demikian istri saya memberikan informasi pengalaman penyakit gula saya yang bisa normal dengan minum kefir. Kontan seminggu setelah perjalan dari Tasikmalaya, ibu Oon Sondari, datang ke tempat saya dengan membawa sebotol susu fermentasi (Diamond Chimmory) dan membawa uang untuk membeli bibit kefir, minta dibantu praktek cara membuat kefir.
Simpulnya praktek membuat kefir berjalan dengan baik, dan pulangnya saya kasih kefir yang sudah jadi, serta alhamdulillah 2 minggu kemudian Ibu OON SONDARI menilpun saya, menginformasikan kalau gulanya sudah normal, yaitu 130 mg/dl. Alhamdulillah bu OON SONDARI sudah normal kadar gulanya, sampai beberapa kali ibu OON SONDARI menilpun istri saya, yang menginformasikan bahwa kadar gulanya sudah normal, dan katanya terimakasih banyak sama Pa Agus, berkat mengkonsumsi kefir kadar gulanya sudah normal, tinggal harus dijaga pola makannya, supaya kadar gulanya bisa tetap normal.

HASMI, S.Pd, Ibu ini adalah mantan Kepala Sekolah dimana Istri saya mengajar, beliau sakit diabet (sempat dirawat di Rumah Sakit Angkatan Udara / Halim Perdanakusumah) dan kondisinya pada waktu sebelum minum kefir/kefir bening, sudah harus disuntik insulin dalam setiap harinya.  Tetapi berkat pertolongan Allah SWT, setelah minum kefir bening selama 10 hari (sehari minum 2 - 3 kali / hari) dengan sekali minum sekitar 100 - 150 cc, beliau gulanya turun dan bahkan sudah mulai berani hanya menggunakan insulin setiap 3 hari sekali.  Itulah informasi yang Penulis dapatkan dari Ibu Hasmi, S.Pd. 

IBU HENKI BEKASI, tepatnya pada tanggal 1 Nopember 2014, saya mengirim kefir bening sebanyak 2 liter kepada Ibu Henki, yang menderita kekentalan darahnya (laju endap darahnya tinggi), dengan keluhan sering kesemutan dan sampai-sampai bisa mengganggu tidurnya dan ada punya penyakit maag, tapi setelah minum kefir bening selama 1 minggu, alhamdulillah bisa ngurangi rasa kesemutan dan dapat tidur nyenyak dan biasanya yang suka sakit lambung, kurang begitu dirasakan, makanya ibu Henki ini memesan lagi untuk minggu berikutnya.  

Pa ENDI JATIBENING BEKASI, tepatnya pada tanggal 31 Agustus 2014 yang namanya Bapak ENDI berasal dari daerah Jatibening Bekasi, memesan kefir kepada saya sebanyak 1 liter untuk bapaknya yang terkena Diabet.  Lama yang bersangkutan tidak memesan atau membeli kefir lagi kepada saya, eh pada tanggal 13 Nopember 2014 hujan-hujan datang kepada saya mau membeli kefir bening 2, liter untuk bapaknya yang kumat lagi diabetnya (katanya diatas 400, dibawah 500.  Setelah saya tanya ternyata Pa ENDI menginformasikan bahwa tempo hari Bapaknya setelah minum kefir prima, dalam beberapa hari Total Gula Darahnya langsung turun menjadi normal, makanya tidak memesan atau maembeli lagi kefir.  Tetapi kemarin-kemarin Bapaknya mengeluh lemas-lemas dan ngantuk terus, dan setelah diperiksa di laboratorium, ternyata gula darahnya diatas 400 atau dibawah 500 dan Pa ENDI langsung teringat saya untuk membeli kefir bening, dan bahkan tadi pagi jam 5.30 (hari Selasa tanggal 2 Desember 2014) Pa Endi datang ke rumah untuk membeli kefir bening, karena stok minuman kefir untuk ayahnya sudah hampir habis. 

Mbak Rina Jatiasih Bekasi, adalah Mbak Rina dan ayahanda tercinta Pa Fajar yang datang ke rumah saya pada hari Minggu tanggal 1 Maret 2015 pas azan Magrib berkumandang.  Sehingga untuk tertibnya kami menerima tamu, diajaklah Mbak Rina dan ayahanda Pa Fajar, shalat Magrib terlebih dahulu.  Singkat kata dari cerita atau sharing antara saya dan Mbak Rina, ternyata Mbak Rina mempunyai penyakit alergi dan suaminya mepunyai penyakit diabet dan saya sarankan untuk mengkonsumsi kefir, baik kefir bening maupun kefir prima (sama saja) serta pada akhirnya yang bersangkutan pulang membawa/ membeli 1 liter kefir bening dan 2 liter kefir prima.
Pada hari Minggu berikutnya tanggal 8 Maret 2015, dimana kami sedang asyik nonton acara di stasiun TV Indosiar (Dangdut Academi 2) kira-kira jam 20. han.   Datang lagi Mbak Rina berserta ayahanda Pa Fajar yang singkat kata dari hasil sharing hampir sampai jam 22, an, menginformasikan bahwa Mbak Rina yang mempunyai alergi dan harus menanggulangi alerginya dengan cara makan peremen, sudah dua hari tidak makan peremen dan alerginya tidak terasa. Sementara suaminya Mbak Rina yang mempunyai penyakit diabet, total gula darahnya sudah mulai turun sampai 146 mg/dl. Hanya saja masih belum stabil, kadang naik sampai 300 mg/dl, kadang turun sampai 140 han mg/dl.
Untuk lebih meningkatkan penyembuhan penyakit Mbak Rina dan Suaminya, yang bersangkutan membawa/membeli lagi 1,8 liter kefir bening dan 2 liter kefir prima.
Ya Allah mudah-mudahan Mbak Rina dan Suaminya cepat terbebas dari penyakitnya dengan mengkonsumsi kefir yang memang mempunyai kemampuan untuk membebaskan penyakit Mbak  Rina dan Suaminya. Amiiiiiiiiiiiiiiiin ................................

Demikian Serba Serbi Kefir yang dapat saya informasikan, mudah-mudahkan  bagi pembaca blog ini bisa lebih meningkatkan sugestifitas yang positif terhadap manfa’at kefir.

Disusun oleh : Ir. Agus Hermawan Apandi (Abah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar