Rabu, 18 September 2013

KEFIR VS OSTEOPOROSIS DAN MALARIA

Sebagian besar proses kesembuhan atau proses penjagaan kesehatan adalah sesuatu yang bisa di ilmi’ahkan.  Kesembuhan dari suatu penyakit yang berdasarkan keajaiban, sebenarnya hanyalah keterbatasan akal dan keterbatasan kemampuan kita untuk memahami dan mengetahui proses yang terjadi, bukan karena adanya mu’jizat.

Kefir adalah substansi yang secara ilmiah merupakan pangan fungsional yang luar biasa. Manfaat kefir dapat diterangkan secara ilmiah, walaupun masih banyak informasi-informasinya yang belum didukung dengan hasil penelitian-penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.  Namun demikian bukti-bukti nyata dapat digunakan sebagai suatu pendekatan ilmiah secara sederhana.

Pada kesempatan ini Penulis, mencoba membaca dan menyunting tulisan-tulisan yang secara khusus, mengulas mengenai  osteoporosis dan malaria.

Semoga bermanfaat.

Memperkuat Tulang dan Mencegah Osteoporosis.
Kefir, memiliki kandungan kalsium organik yang tinggi. Selain itu juga mengandung magnesium.  Kombinasi kalsium organik dan magnesium pada kefir, sangat baik untuk mencegah atau meminimalisir penge-roposan tulang.  Dalam istilah medis, pengeroposan tulang disebut osteoporosis.  Tulang yang sudah terkena osteoporosis, akan mengeropos.
Osteoporosis, adalah penyakit tulang yang mempu- nyai sifat khas, berupa massa tulang yang rendah, di- sertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kera puhan tulang, seperti pada gambar tulang disamping yang mengecil karena keropos. 
 
Osteoporosis terjadi karena tubuh kekurangan asup- an kalsium.  Hal ini biasa terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause (Tidak haid), dima- na aktivitas hormone berubah dan menyebabkan kebu- tuhan akan kalsium meningkat drastis.  Jika kebutuhan kalsium tidak terpenuhi, maka tubuh akan mengambil kalsium yang sudah ada di tulang.  Inilah pemicu osteoporosis pada ibu-ibu yang sudah memasuki masa menopause.  Tapi pada masa sekarang, masa modern dan masa millennium ini, tidak hanya kaum wanita/ibu menopause yang rentan terhadap osteoporosis.  Semua orang di usia produktif, kini ren- tan terhadap osteoporosis/ keroposnya tulang.  Hal ini disebabkan oleh antara lain ; gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, stress, aktivitas tinggi sementara makan tidak teratur, kurang olah raga dan lain sebagainya.
Kalsium organik pada susu kefir telah diteliti (Wikipedia penelitian IPB) dan diakui sebagai jenis kalsium yang paling mudah dicerna dan diserap oleh tubuh kita.
Itulah  sebabnya  susu dan kefir sangat diperhitungkan sebagai penyedia kalsium organik yang penting untuk tubuh kita.  Mengkonsumsi  2 ons kefir tiap hari, sudah mencukupi 20 % kebutuhan kalsium harian kita.

Mengatasi Malaria
Malaria, adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang bernama Plasmodium.  Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut.  Di dalam tubuh manusia, parasit plasmodium, akan berkembang dengan baik di organ hati, kemudian menginfeksi sel darah merah.  Pasien yang terinfeksi oleh malaria, akan menunjukkan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati, maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Di Indonesia penyakit malaria yang paling menakutkan adalah " malaria tropikana " dimana penyebarannya di daerah pedalaman pulau Kalimantan dan pedalaman Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat).  Biasanya kalau orang sudah terkena " malaria tropikana " susah untuk sampai tuntas penyembuhannya.

Pada susu (sapi dan manusia) terdapat suatu protein yaitu lactoferrin yang menjaga keberlangsungan sel darah merah serta bersifat antivirus dan anti-mikroba.  Seperti diketahui, malaria terjadi disebabkan oleh mikroba bersel tunggal Plasmodium yang menginfeksi sel darah merah, seperti terlihat pada gambar di samping. 
Perlu  diketahui, bahwa lactoferrin mudah rusak oleh panas, sehingga pembuatan kefir yang peruntukannya, lebih banyak untuk  mengatasi  atau  penyembuhan  malaria,  sebaiknya susu bahan  kefir jangan dipasteurisasikan (dipanaskan sam- pai dengan 85 derajat C selama 20-30 menit ).
Sejauh ini memang sapi FH yang diketahui banyak mengan dung lactoferrin.   Lactoferrin  ini tidak significan pada ruminansia lainnya, tapi sangat sig- nifican pada manusia.  Untungnya sebagian besar sapi perah yang ada di Indonesia, terma- suk kedalam  jenis FH. 
Tubuh manusia bisa memproses dan membuat sendiri lactoferrin, asal tersedia bahan baku yang bisa mencukupi kebutuhannya.  Bakan baku lactoferrin yang baik dan sangat mudah didapat, adalah kefir.

Apabila ada, Kefir kolestrum susu sapi akan lebih ampuh untuk mengatasi atau penyem buhan malaria,  karena  selain  lactoferrin, konsentrasi berbagai protein serta zat pem- bangkit immunnya sangat tinggi.


Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahunan para Pembaca blog Kefirbekasi, dan bagi yang berkepentingan sehubungan dengan penyakitnya.

Disusun oleh : Ir. Agus Hermawan Apandi (Abah)
Redferendi     : http://buletinkefir.blogspot.com
                       : http://cianjurkefir.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar