Setelah
dilakukan fermentasi pada susu sapi dan susu kambing dengan mikroba yang ada
dalam kristal/bibit kefir, rasanya
menjadi berubah asam dan susu tersebut lebih tahan lama untuk disimpan. Berkhasiat untuk menjaga kesehatan. Sebagai minuman fungsional, kefir/kefir
bening bisa dikonsumsi bagi orang yang mengalami, kolesterol tinggi, mengurangi
resiko timbulnya kanker usus.
Pengawetan
susu dengan bibit kefir merupakan suatu cara murah dan mudah, serta tidak susah. Cara untuk pembuatannya pun sangat sederhana,
sehingga dapat dilakukan disetiap rumah tangga. Kefir /kefir bening dibuat dari susu segar yang dicampurkan kristal/bibit
kefir dengan perbandingan tertentu.
Bahannya bisa susu sapi, susu kambing, atau susu domba.
Kristal/bibit kefir
bisa dibeli atau didapat dari hasil penyaringan pada waktu pembuatan kefir/kefir
bening sebelumnya. Supaya kristal/bibit
kefir dapat digunakan secara berkelanjutan, maka simpanlah dengan baik pada
suhu 5 derajat celcius (kulkas) dan diupayakan sebelum disimpan sebaiknya ditaburi
susu bubuk (dancow, …) untuk sebagai bahan makan bagi bibit kefir.
Perlu diketahui bahwa indicator untuk kristal/bibit kefir yang baik dan akan menghasil- kan kefir/kefir bening yang cukup, adalah :
Kristal/bibit kefir
mengkristal
Kristal/bibit
kefir hasil saringgan pada waktu proses pembuatan kefir/kefir bening, kalau
yang baik akan terlihat mengkristal biarpun basah, dalam artian kalau disimpan
pada tempat yang transparan, akan terlihat rongga udara antara kristal kefir
yang satu dengan kristal kefir yang lainnya.
Agak mengering permukaan
Kristal/bibit
kefir yang telah ditaburi susu bubuk yang putih(dancow, atau yang lainnya) pada waktu
disimpan, dalam beberapa hari akan agak mengering.
Cara
membuatnya yaitu pertama susu murni segar (sapi, kambing, domba) dipasteurisa- sikan
(dipanaskan pada susu 80-85 derajat Celsius selama 15-30 menit), dan didingin kan
pada wadah yang tanpa karat, wadah plastic,
atau wadah dari bahan kaca (hati2 kalau susunnya terlalu panas bisa pecah) hingga
mencapai suhu kamar (20 25 derajat Celsius), kalau suhu ruangan tinggi atau terlalu rendah,
maka bisa dilakukan dalam incubator yang suhanya stabil. Susu yang sudah dipasteurisasikan dan suhunya
sudah mencapai suhu kamar, kemudian ditambah kristal/bibit kefir kira 1/20
bagian dari susu atau kira-kira 1 liter
susu dicampur dengan bibit kefir 50 gram, selanjutnya diaduk sampai rata, dan
seterusnya campuran susu dan bibit kefir diinkubasi (proses fermentasi) dengan
cara didiamkan dalam suhu kamar, kondisi gelap, dan selama 48 jam, sampai
terjadi penggumpalan sempurna.
Volume
susu dan bibit kefir, diupayakan tidak sampai penuh sama dengan kapasitas
tempat fermentasi, hal ini dimaksudkan agar tidak meluap pada waktu proses
fermentasi. Lakukan penyaringan untuk
memisahkan antara bibit kefir dan susu asam/kefir bening tersebut. Susu dari hasil saringan tersebut, dapat disimpan
dalam kulkas (suhu 5 derajat Celsius) dan akan bertahan sampai kira-kira 2
bulan.
Bibit kefir yang kita proses dapat digunakan lagi
untuk membuat kefir yang baru, namun untuk mendapatkan hasil bibit kefir dan
susu asam/kefir bening selanjutnya yang baik, dari hasil pengamatan para Pengemar Kefir direkomendasikan untuk
ada jeda waktu antara pembuatan kefir bening pertama dengan pembuatan kefir
bening kedua dengan bibit kefir yang sama. Atau kalau memang seperti karena dikejar produksi karena banyak peminat atau pemesan, bisa saja dilakukan antara proses fermentasi dengan proses fermentasi berikutnya, tanpa jeda waktu. Hanya saja yang akan terlihat nantinya prosentase kefir beningnya yang kurang optimal.
Kandungan
gizi susu asam/kefir bening, tidak berbeda jauh dengan gizi susu bahan
kefir. Adapun kelebihannya dibandingkan
dengan susu segar, adalah karena asam organik yang diproduksi mikroba kefir
dapat memperpanjanag masa simpan; mencegah pertumbuhan micro organisme pembusuk
dan mencegah kerusakan susu. Selama
proses pembuatan susu asam/kefir bening, terjadi fermentasi yaitu proses
perombakan nutrisi dalam susu menjadi bahan-bahan yang lebih berkhasiat. Perombakan nutrisi oleh mikroba bibit kefir
secara biokimia dilakukan oleh bakteri asam laktat dan kamir. Akibat dari fasilitas ini maka pH susu turun
sampai di bawah 4, sehingga rasanya menjadi asam, sesuai dengan cita rasa kefir bening yang
diinginkan. Selain itu juga terjadi
perubahan gula susu (laktosa) menjadi asam sitrat, CO2 dan etanol, kefiran
terbentuk dari polimer galaktosa dan glukosa.
Kefiran ini bisa mencapai 25 % dari berat kering bibit kefir.
Bakteri
asam laktat dalam kefir bening mempunyai
fungsi sebagai probiotik yang dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab
penyakit saluran pencercaan, karena bakteri asam laktat memproduksi senyawa
antimikroba, antara lain bakteriosin, hydrogen peroksida, dan berbagai antibiotic. Bakteri asam laktat membentuk koloni dan
menciptakan lingkungan dalam saluran percernaan sedemikian rupa, sehingga dapat
mencegah pertumbuhan bakteri patagen yang masuk ke tubuh. Adanya aktifitas bakteri asam laktat, maka
dapat mencegah diare yang disebabkan oleh bakteri pathogen; dapat mencegah
infeksi saluran urine; mengurangi resiko
timbulnya kanaker atau tumor saluran percernaan dan organ lainnya; menurunkan kadar kolesterol serum darah; mengurangi resiko penyakit jantung koroner; merangsang terbentuknya system imun; membantu
penderita lactose intolerance dalam mengkonsumsi susu; dan memperlancar buang
air besar.
Disusun : Ir.
Agus Hermawan Apandi (Abah)
Referensi
: http://teknologi-pangan.umum.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar