Diabetes
Melitus (DM) menurut bahasa Yunani diabetes atau diabanein yang artinya tembus
atau pancuran air, sedangkan melitus artinya rasa manis, adalah
kelainan metabolic yang disebabkan oleh banyak factor, dengan
simtoma /tanda /gejala berupa hiperklemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein. Sebagai akibat dari
defisiensi sekresi hormone insulin, dan defisiensi transporter glukosa atau
keduanya (wikipedia dalam bahasa Indonesia). Pengertian ini perlu kita cerna dan kita maknai, agar dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari, bisa mengetahui apa yang seharusnya kita ketahui dan apa hubungannya dengan penyakit diabetes atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan "penyakit gula/diabet/kencing manis".
Penyebab utama Diabetes Melitus (DM) yaitu, adalah adanya kerusak an pankreas dan kualitas insulin yang buruk. Sebagian
terbesar penyebabnya adalah pola hidup yang salah atau pola makan yang tidak teratur, terutama SALAH GIZI.
Dengan demikian, penyembuhan Diabetes Militus (DM) yang paling utama adalah memperbaiki gizi yang dikonsumsi sehari-hari,
se- hingga sel pankreas menjadi ter- pelihara, dan tersedia bahan baku yang memadai (kualitas/kuan-titas) untuk pembuatan insulin yang diperlukan oleh tubuh kita.
"Obat" modern hanya bertujuan untuk menjaga kadar gula darah, sama
sekali tidak berupaya untuk memperbaiki penyebabnya yaitu pankreas atau menyediakan bahan baku
yang memadai untuk memproduksi insulin yang sesuai dengan tubuh kita.
Inilah cara kerja "obat" modern dalam "menanggulangi" Diabetes Melitus/DM dan dampak yang terjadi :
1. Memaksa agar pankreas terus menerus
memproduksi insulin. Makin tinggi dosisnya maka produksi insulin juga makin
tinggi. Over dosis bisa menyebabkan hipoglikemi yang malah lebih berbahaya
daripada hiperglikemi. Pankreas yang terus-menerus dipaksa akhirnya kelelahan
dan kemudian rusak total. Maka yang tadinya DM type 2, akan menjadi DM type 1
(suntik insulin).
2. Menghambat glikogen yang merupakan
persediaan glukosa di otot dan liver untuk masuk ke dalam aliran darah,
sehingga tidak menambah kadar glukosa dalam darah. Glikogen yang terhambat
keluar, harus terus-terusan berada di otot dan liver dalam jangka panjang. Ini
terutama membebani kerja liver, dan bisa berujung kanker liver.
3. Menghambat glukosa di usus untuk masuk
ke dalam aliran darah. Selain menyia-nyiakan bahan makanan, karena tidak
terserap, ini juga menghambat nutrisi ikutannya untuk diserap usus, dan tentunya
menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan.
4. "Memperbaiki" kualitas
insulin yang kurang baik (insulin resistance), sehingga insulin bisa lebih
aktif untuk mengantarkan glukosa menuju sel. Tapi obat ini efektivitasnya
rendah, karena tidak setiap ketidak sempurnaan insulin bisa diatasi. Ada
kemungkinan juga perubahan struktur insulin yang "diperbaiki" ini
menimbulkan masalah gangguan imun, karena termodifikasi seolah menjadi
"benda asing".
Gambar disamping adalah bagaimana bentuk dan gambar pankreas.
Dengan empat cara ini, tanpa perba- ikan pankreas dan penyediaan bahan baku insulin, maka wajarlah bila DM disebut sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan. jelas, karena tidak ada upaya menyembuhkan, hanya menjaga agar kadar glukosa dalam darah sesuai dengan kriteria "normal".
Dengan empat cara ini, tanpa perba- ikan pankreas dan penyediaan bahan baku insulin, maka wajarlah bila DM disebut sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan. jelas, karena tidak ada upaya menyembuhkan, hanya menjaga agar kadar glukosa dalam darah sesuai dengan kriteria "normal".
Apalagi metoda no. 2 dan no. 3 menyebabkan sel kekurangan gluko- sa, dan
menyebabkan organ yang tidak mampu menghasilkan tenaga dan memperbaiki
kerusakan selnya.
Untuk sementara, bila pankreas masih bisa menghasilkan insulin, digunakan
kombinasi berbagai metoda ini, tapi pada ujungnya obat-obatan ini diperlukan
dengan dosis yang makin tinggi, dan berujung pada pankreas yang mati total dan
suntik insulin menjadi "solusi" akhir.
Suntik insulin ini juga menyebabkan pankreas yang tadinya masih berfungsi
(walaupun kurang baik), menjadi "malas", karena toh ada insulin yang
diimpor dari luar, dan akhirnya memutuskan untuk pensiun. Sempurnalah
menjadi penderita DM type 1.
Obat-obatan memang sepintas mengendalikan kadar gula darah. Kadar gula darah
yang terlalu tinggi akan mengganggu proses pertukaran zat dalam tubuh
(metabolisme), sehingga kemudian akan menyebabkan gangguan pada berbagai organ.
Darah yang pekat oleh gula, akan menyebabkan gangguan proses osmosis, sehingga
bukannya cairan dari darah masuk ke sel, malah cairan sel yang tersedot,
sehingga sel menjadi "kering" dan rusak. Mata dan ginjal yang
biasanya paling cepat terganggu.
Apalagi proses buatan itu, tidak selalu sesuai dengan proses alami tubuh
sendiri. Suntikan insulin saja, tidak pernah bisa bisa benar-benar tepat untuk
menyediakan insulin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan sepanjang waktu. Selalu
rawan hiperglikemik dan hipoglikemik. Kondisi tubuh juga tidak stabil, akan sering
merasa lemas tidak bertenaga.
Barangkali bila disertai dengan diet yang sempurna (bukan ketat !), yang
menyediakan nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan pankreas untuk regenerasi dan
menyediakan bahan baku untuk proses pembuatan insulin, kondisi akan lebih baik.
Kerjasama ahli gizi, dokter dan apoteker sangat dibutuhkan.
Karenanya kombinasi Kefir dengan
"obat" DM menjadi pilihan terbaik, dan terbukti malah berujung
pada kesembuhan total. Dengan catatan jarak waktu antara mengkonsumsi kefir dengan meminum obat (dari dokter), harus ada
jedah waktu minimal 2 (dua) jam.
Untuk lebih memudahkan cara penge- nalan terhadap penyakit Diabetes Melitus/ DM, dapal dilihat dari gambar yang disajikan.
Dengan melihat gambar mengenai arus proses penyakit Diabetes Melitus/ DM, diharapkan orang yang berpenya kit Diabetes Militus ini, bisa mempela- jari dan, memahami serta bisa mence- gah atau mengurangi dan bahkan berusaha untuk sembuh dari penyakit yang bisa mengakibatkan adanya suatu amputasi terhadap organ tubuh kita yang lukanya tidak kunjung sembuh-sembuh (diabet basah).
Untuk lebih memudahkan cara penge- nalan terhadap penyakit Diabetes Melitus/ DM, dapal dilihat dari gambar yang disajikan.
Dengan melihat gambar mengenai arus proses penyakit Diabetes Melitus/ DM, diharapkan orang yang berpenya kit Diabetes Militus ini, bisa mempela- jari dan, memahami serta bisa mence- gah atau mengurangi dan bahkan berusaha untuk sembuh dari penyakit yang bisa mengakibatkan adanya suatu amputasi terhadap organ tubuh kita yang lukanya tidak kunjung sembuh-sembuh (diabet basah).
Tapi apa bisa?
Ada pihak yang dirugikan.
Karena " pakem " yang ditumbuhkan adalah bahwa penderita DM tidak bisa
disembuhkan, harus berobat sepanjang (sisa) hidupnya, dan menjadi 'cash cow'
bagi dokter dan pabrik farmasi .......................................................
Sedangkan dengan Kefir, sesudah
kondisi tubuh dikembalikan pada siklus alaminya, maka tidak ada obat-obatan
farmasi modern yang dibutuhkan.
Dan ada juga sedikit pengalaman pri- badi mengenai diabetes/gula, dimana untuk mengurangi Total Gula Darah/ TGD yang sudah melebih angka ambang atas, yaitu dengan TGD 354, sebaiknya menghindari " yang manis- manis " serta banyaklah minum " air putih " dan mengkonsumsi " kefir bening " diutamakan. secara rutin sehari 3 kali @ 100 sampai dengan 150 cc/ml, disertai olah raga yang teratur. (Ir. Agus Hermawan Apandi).
Tidak perlu ragu ....... silahkan mencoba .............
Pengalaman pribadi ini merupakan salah satu dari banyak bukti penyem- buhan diabetes dengan mengkonsumsi kefir bening. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan obat herbal tidak hanya bisa dijadikan obat alternatif, melainkan dijadikan obat pilihan yang menjanjikan. Kasus penyakit yang saya alami merupakan satu dari sekian banyak bukti nyata keampuhan obat herbal. Kita jangan takut dan jangan ragu untuk mengkonsumsi obat herbal, karena minim efek samping. Obat herbal ini, ada bukan untuk menyaingi dan bahkan mematikan dunia farmasi. Disinililah letak kekuatan obat herbal, dimana sama-sama bekerja untuk saling menguat- kan dalam rangka meningkatkan kesehatan.
Itulah sedikit informasi rinci tentang diabetes yang dapat disampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca blog kefirbekasi. blogspot.com ini. Dan tolong disebar luaskan atau diinfokan ulang kepada yang memerlukan informasi ini, untuk segera ditindak lanjuti dan dapat memenuhi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing. Atau kalau menghendaki informasi lebih lanjut, kami persilahkan untuk mengisi kolom komentar yang telah disediakan.
Dan ada juga sedikit pengalaman pri- badi mengenai diabetes/gula, dimana untuk mengurangi Total Gula Darah/ TGD yang sudah melebih angka ambang atas, yaitu dengan TGD 354, sebaiknya menghindari " yang manis- manis " serta banyaklah minum " air putih " dan mengkonsumsi " kefir bening " diutamakan. secara rutin sehari 3 kali @ 100 sampai dengan 150 cc/ml, disertai olah raga yang teratur. (Ir. Agus Hermawan Apandi).
Tidak perlu ragu ....... silahkan mencoba .............
Pengalaman pribadi ini merupakan salah satu dari banyak bukti penyem- buhan diabetes dengan mengkonsumsi kefir bening. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan obat herbal tidak hanya bisa dijadikan obat alternatif, melainkan dijadikan obat pilihan yang menjanjikan. Kasus penyakit yang saya alami merupakan satu dari sekian banyak bukti nyata keampuhan obat herbal. Kita jangan takut dan jangan ragu untuk mengkonsumsi obat herbal, karena minim efek samping. Obat herbal ini, ada bukan untuk menyaingi dan bahkan mematikan dunia farmasi. Disinililah letak kekuatan obat herbal, dimana sama-sama bekerja untuk saling menguat- kan dalam rangka meningkatkan kesehatan.
Itulah sedikit informasi rinci tentang diabetes yang dapat disampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca blog kefirbekasi. blogspot.com ini. Dan tolong disebar luaskan atau diinfokan ulang kepada yang memerlukan informasi ini, untuk segera ditindak lanjuti dan dapat memenuhi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing. Atau kalau menghendaki informasi lebih lanjut, kami persilahkan untuk mengisi kolom komentar yang telah disediakan.
Disusun oleh : Ir. Agus Hermawan Apandi
(Abah) / 0813 8390 0546
Referensi : www.facebook/note/komunitas-kefir-Indonesia
(Adi Kumbara)